Jumat, 04 Februari 2011

Memulai Koleksi Uang Kuno


Pecahan 100.000, 50.000 dan 10.000 RUPIAH
tanda tangan Darmin Nasution emisi tahun 2010
Perhatikan tulisan di bawah tanda tangan pecahan 10.000
yang masih memakai kalimat DEPUTI GUBERNUR SENIOR
padahal pecahan lainnya sudah memakai GUBERNUR



Memulai koleksi uang kuno

Setiap orang mempunyai hobby yang berbeda, ada yang senang menonton film, ada yang senang memancing, ada juga yang senang mengumpulkan buku komik, dan lain sebagainya. Salah satu hobby yang cukup langka adalah mengumpulkan uang kuno, yang dalam bahasa kerennya disebut NUMISMATIK. Hobby yang satu ini termasuk unik karena kesukaran dalam memperoleh informasi maupun "barangnya" itu sendiri. Selain itu hobby jenis ini sangat menuntut kesabaran, ketelitian dan tentu keuangan yang mencukupi.


Untuk menjadi seorang kolektor yang baik, banyak sekali hal-hal yang perlu dipelajari. Pertama, seorang kolektor harus mempunyai minat dan kemauan untuk belajar. Banyak literatur dan perkumpulan yang dapat dijadikan acuan, seperti:


1. Katalog Uang Kertas Indonesia cetakan 1996, 2005 ataupun 2010
2. Katalog Uang Logam Indonesia
3. Standard Catalog of World Paper money (Krause)
4. Catalogue of paper money (Johan Mevius)
5. Catalog lelang dari berbagai balai lelang baik internasional maupun lokal
6. Majalah/literatur terbitan Asosiasi Numismatik Indonesia
7. Informasi dari internet seperti blog ini atau lain sebagainya

Dari sumber2 informasi tersebut di atas kita dapat mempelajari banyak hal tentang uang kuno seperti:

(1) Jenis atau seri, contoh: seri Sukarno 1960, seri Bunga Burung 1959, seri Pekerja 1958 dan sebagainya.
(2) Harga dari masing2 uang tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh kualitasnya, semakin baik kualitas suatu uang tentu semakin mahal harganya, demikian juga sebaliknya. Karena itu sangatlah penting bagi para kolektor untuk mempelajari kualitas suatu uang. Terdapat istilah2 khusus tentang kualitas suatu uang, seperti Uncirculated, Extremely Fine, Very Fine, Fine, Very Good, Fair dan lain-lain.



Supaya tidak menimbulkan perbedaan pendapat tentang kualitas suatu uang kertas maka kalangan numismatik membutuhkan suatu standarisasi, yang disebut grading.

The international Bank Note Society (IBNS) menerapkan suatu standarisasi grading yang terdiri dari :


1. UNC atau Uncirculated : yaitu keadaan sempurna dengan semua sudut tajam, tidak ada cacat sedikitpun, bersih, dan permukaan kertas masih berkilau. Sebagai ilustrasi adalah selembar uang kertas yang diambil dari segepok uang baru yang masih tersegel.

Uncirculated (UNC)


2. AU atau Almost Uncirculated : keadaan uang yang hampir sama dengan di atas tetapi ada minor mishandling seperti lipatan pada sudut, atau lipatan halus pada bagian tengah, tetapi tidak boleh keduanya, selain itu kondisi uang harus bersih dan berkilau seperti aslinya, semua sudut harus tajam.













NICA 500 gulden kondisi Almost uncirculated (AU)


3. EF/XF atau Extremely Fine : kertas dalam keadaan baik, crisp atau kaku, masih memiliki kilau pada permukaan, dan memiliki maksimum 3 lipatan tipis atau satu lipatan tajam, sudut sedikit membundar.

Coen 500 gulden kondisi Extremely Fine (EF/XF)


4. VF atau Very Fine : uang kertas telah dipakai namun masih tetap crisp, ada sedikit kotor dan beberapa lipatan vertikal dan horisontal namun tidak sobek.

Wayang 200 gulden kondisi Very Fine (VF)


5. F atau Fine : uang telah sering terpakai dengan beberapa lipatan dan tidak crisp lagi, tidak terlalu kotor, mungkin ada sedikit sobek pada bagian margin tetapi tidak masuk ke gambar, warna masih jelas.

Gedung 30 gulden kondisi Fine (F)


6. VG atau Very Good : uang telah terpakai berkali-kali namun kertas masih utuh, terdapat sobekan pada sudut sehingga tidak tajam lagi, ada sobekan yang masuk hingga ke gambar, mungkin ada bekas karat, dan pada bekas lipatan mungkin ada lubang /sobekan kecil, kertas layu tetapi tidak ada bagian yang hilang karena sobek.

Coen 200 kondisi Very Good (VG)


7. G atau Good : uang telah lama dipakai, warna telah memudar, bekas lipatan yang berkali-kali telah menyebabkan lubang atau sobekan pada bagian pinggir, mungkin ada bekas karat, kotoran atau grafiti, ada bagian yang hilang karena sobek.

ORI 10 rupiah baru kondisi Good (G)


8. Fair : seluruh kertas layu dan kotor akibat pemakaian yang berat, uang telah rusak, terdapat sobekan besar dan ada bagian besar yang hilang.



Barong 10.000 rupiah 1975 kondisi fair



9. P atau Poor : uang telah rusak berat akibat sobekan, karat, bagian yang hilang, grafiti ataupun lubang yang besar, mungkin ada bekas tambalan atau bekas potongan (trimming) pada bagian tepi untuk menutupi bagian yang rusak. Uang yang masuk kategori ini tidak layak dikoleksi kecuali hanya sebagai pengisi sementara atau memang termasuk uang yang sangat langka.


Pemandangan alam 2,5 rupiah 1951 kondisi Poor



Ada kalanya kualitas suatu uang kertas ada di antara 2 kategori, dalam kasus ini sebagian kolektor memakai istilah PLUS (+), MINUS (-) atau penambahan huruf a kecil (ABOUT), contohnya:

1. VF+ (Very Fine Plus), berarti grade berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke VF

2. VF++ (Very Fine Plus Plus) berarti gradenya berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke EF

3. aEF (About Extremely Fine), berarti gradenya hampir atau kira-kira berada di EF

4. UNC- (Uncirculated Minus), berarti hampir UNC dengan hanya sedikit sekali kekurangan


Semua cacat yang terdapat pada uang kertas juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti:

1. Coretan atau grafiti
2. Bekas selotip, lem atau karat
3. Lubang staples atau pin hole
4. Trimming atau bagian tepi yang di potong
5. Pressing atau disetrika
6. Cleaning, washing atau dicuci dengan menggunakan cairan pembersih
7. Repair atau perbaikan berupa tambalan atau lainnya

Adanya kondisi2 tertentu akan menyebabkan grading uang kertas tersebut menjadi turun sedikitnya satu tingkat.

Sekalipun telah ada standarisasi, perbedaaan grading antara para kolektor seringkali terjadi, masalah ini dapat timbul akibat beberapa faktor misalnya pengalaman, pencahayaan dan suasana yang berbeda. Grading sepantasnya dilakukan oleh orang ketiga yang berpengalaman dan tidak terlibat dalam transaksi.

Beberapa macam istilah grading dalam berbagai bahasa












Kritik dan saran hubungi : arifindr@gmail.com

1919-1920 (seri Gedung)


Seri ini terdiri dari pecahan 20, 30 dan 40 gulden
Merupakan salah satu seri yang paling sulit ditemukan.

Pecahan 20 gulden

Berwarna orange dengan gambar gedung Javasche Bank di bagian tengah. Semua pecahan seri gedung tidak memiliki pengaman seperti watermark ataupun benang pengaman, sehingga sulit untuk membedakan dengan variasi palsunya. Nomor seri pecahan terkecil ini terdiri dari 2 huruf 5 angka. 


Seri gedung 20 gulden


Pecahan 30 gulden

Berwarna biru dengan gambar mirip dengan pecahan sebelumnya.
Nomor seri terdiri dari 2 huruf diikuti 6 angka. 


Seri gedung 30 gulden


Pecahan 40 gulden
Berwarna hijau dengan gambar mirip dengan pecahan lainnya.
Nomor seri terdiri dari 2 huruf dan 6 angka. 


Seri gedung 40 gulden


Semua pecahan bergambar sama baik di depan maupun di bagian belakangnya, tetapi berbeda ukuran, pecahan 20 gulden memiliki ukuran terkecil sedangkan 40 gulden terbesar. Di bagian belakang terdapat text undang-undang dalam 4 bahasa dan juga angka kode kontrol. Kode ini sangat penting untuk membedakan asli tidaknya uang tersebut. Cerita tentang kode kontrol seri gedung serta cara untuk membedakan asli palsunya akan dibahas dikesempatan lain.

Pada seri gedung terdapat palsu lama yang sangat mirip dengan aslinya, bahkan kabarnya karena versi palsunya beredar dengan luas maka uang ini ditarik dari peredaran hanya beberapa tahun setelah diedarkan. Tidak heran sampai saat ini sangat sulit untuk mendapatkan yang berkondisi baik. Satu-satunya jalan untuk membedakan asli-palsunya hanya dengan mengamati angka pada kode kontrolnya.
 


Bagian belakang seri gedung, perhatikan kode kontrol di sudut kanan bawah.



VARIASI :


Menurut Katalog Mevius terdapat 2 variasi tanda tangan, yaitu:
a. v. d. Berg - Zeilinga Azn
b. v. Hemert - Zeilinga Azn

Kemudian pada pecahan 40 gulden variasi b dibedakan atas 2 jenis yaitu:
b. v. Hemert - Zeilinga Azn dengan tulisan B A T A V I A 14 mm dan titik di belakang tanggal.
c. v. Hemert - Zeilinga Azn dengan tulisan BATAVIA 9 mm dan tanpa titik di belakang tanggal.



Katalog Mevius membedakan pecahan 40 gulden menjadi 3 variasi



Menurut Katalog Pick dibedakan menjadi 3 jenis:
a. v.d. Berg - Zeilinga Azn
b. v. Hemert - Zeilinga Azn
c. SPECIMEN

Pada pecahan 40 gulden dibedakan atas 2 variasi tulisan BATAVIA.




Menurut katalog KUKI, hanya dibedakan atas 3 macan variasi yaitu :
a. v.d. Berg - Zeilinga Azn
b. v. Hemert - Zeilinga Azn
c. Specimen.
KUKI tidak menyebut soal perbedaan tulisan BATAVIA.



Mari kita lihat variasi-variasi yang ada :

1. Tanda tangan v.d. Berg - Zeilinga Azn





Dibedakan lagi atas :
a. BATAVIA tanpa spasi (9 mm) dan
b. B A T A V I A dengan spasi (14 mm)
Kedua variasi ini ditemukan pada pecahan 30 maupun 40 gulden


2 tipe BATAVIA pada pecahan 30 gulden



2 tipe BATAVIA pada pecahan 40 gulden



2. Tanda tangan v. Hemert - Zeilinga



Sampai saat ini pada jenis tanda tangan v. Hemert - Zeilinga hanya ditemukan satu tipe variasi BATAVIA yaitu yang tanpa spasi (9 mm).


VARIASI LAIN :


1. PALSU
Sangat mirip, hampir tidak ada bedanya. Untuk mengetahuinya bisa dibandingkan model nomor seri dan kode kontrolnya.

Seri gedung 20 gulden palsu


2. SPECIMEN (1)
Stempel berwarna merah (tipis) melintang. Nomor seri, tanggal dan tanda tangan lengkap. Tentu ada 2 variasi yaitu tanda tangan v.d Berg - Zeilinga dan v. Hemert - Zeilinga. 





SPECIMEN (2)
Stempel berwarna hitam melintang, nomor seri, tanggal dan tanda tangan lengkap. Mungkin terdapat perforasi.




SPECIMEN (3)
Stempel merah (tebal) melintang, nomor seri, tanggal dan tanda tangan lengkap. Bisa terdapat perforasi.



SPECIMEN (4)
Stempel SPECIMEN kecil, terdapat pada sisi kanan dan kiri. Tanpa nomor seri dan tanda tangan, tetapi ada marginnya.




SPECIMEN (5)
Mirip dengan yang di atas tetapi tanpa margin.




SPECIMEN (6)
Bernomor seri 00000, tanggal dan tanda tangan lengkap.




SPECIMEN (7)
Tanpa nomor seri, tanpa tanggal, tanpa tanda tangan
Stempel SPECIMEN 2 buah di bagian bawah, ada perforasi




3. PROOF (1)
Tanpa nomor seri, tanpa tanda tangan, tanpa tanggal. Tercetak bolak balik.





PROOF (2)
Tercetak pada karton tebal.




PROOF (3)
Tercetak hanya satu sisi, tanpa tanda tangan, nomor seri ataupun tanggal.




Dan tentu saja masih ada cukup banyak variasi lainnya yang tidak bisa saya tampilkan semuanya seperti variasi uncut 2x, 4x dan lain sebagainya. 


Dengan adanya data2 tersebut di atas maka urutan yang semestinya sampai tulisan ini dibuat adalah: 

1. Pecahan 20 gulden
a. v.d. Berg - Zeilinga Azn
b. v. Hemert - Zeilinga Azn
c. SPECIMEN (berbagai tipe)
d. PROOF (berbagai tipe)
Belum ditemukan variasi B A T A V I A 14 mm


2. Pecahan 30 gulden
a. v.d Berg - Zeilinga Azn
(1) BATAVIA 9 mm
(2) B A T A V I A 14 mm
b. v. Hemert - Zeilinga Azn
c. SPECIMEN (berbagai tipe)
d. PROOF (berbagai tipe)


3. Pecahan 40 gulden
a. v.d. Berg - Zeilinga Azn
(1) BATAVIA 9 mm
(2) B A T A V I A 14 mm
b. v. Hemert - Zeilinga Azn
c. SPECIMEN (berbagai tipe)
d. PROOF (berbagai tipe)



ESSAY

Variasi lain yang ditemukan adalah pecahan 10 dan 25 gulden 1921 unissued. Bentuk dan gambarnya mirip dengan versi beredar tetapi lebih langsing. Versi ini amat langka dan tergolong tipe essay. Sungguh kesempatan yang baik bagi kita semua bisa melihat tipe super langka ini.


Gedung 10 gulden 1921 unissued





Gedung 25 gulden 1921 unissued, beda warna.

Kesimpulan seri gedung:
1. Terdapat 2 variasi tanda tangan ditambah setidaknya 2 variasi tulisan BATAVIA
2. Terdapat banyak sekali variasi specimen
3. Terdapat banyak sekali variasi proof, essay, uncut dan lain sebagainya
4. Terdapat versi palsunya, sehingga hati-hati bila membeli
5. Sangat sulit didapatkan versi beredarnya, apalagi untuk kondisi baik.
6. Harga untuk versi SPECIMEN dan PROOF hanya 10-30% dari versi beredarnya. Harga SPECIMEN set UNC di berbagai lelang berkisar di harga Rp.9 sampai Rp.12 juta. Pecahan 20 gulden VF (versi beredar) pernah terjual di salah satu lelang internasional seharga 1600++ euro sedangkan pecahan 30 gulden VG (versi beredar) terjual di JA 2008 seharga Rp.4 juta++. Pecahan 40 gulden utuh (versi beredar) hampir tidak pernah terlihat di pasaran dan tidak pernah muncul di lelang manapun setidaknya selama belasan tahun terakhir. Hanya sedikit sekali kolektor yang berhasil mengumpulkan versi beredarnya secara lengkap, utuh dan tentunya asli. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar